Ketika ratusan warga Palestina berdesak-desak di sebuah lapangan terbuka di Kota Gaza, mereka tidak menyangka bahwa itu akan menjadi hari terakhir mereka. Mereka hanya ingin mendapatkan bantuan kemanusiaan yang langka di tengah blokade Israel yang mematikan. Namun, tanpa ampun, tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan tak berdosa itu, menewaskan 112 orang dan melukai 760 orang lainnya.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Kamis, 29 Februari 2024, dan segera memicu kemarahan dan kecaman dari seluruh dunia. Pemerintah Jepang, yang selama ini dikenal sebagai sekutu Israel, menegur negara Yahudi itu agar menghormati hukum internasional dan melindungi warga sipil. Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan bahwa Israel memang berhak membela diri dari serangan Hamas, tetapi harus melakukannya dengan cara yang proporsional dan sesuai dengan hukum humaniter.
“Kami percaya semua tindakan harus tetap sesuai dengan hukum internasional. Dan dalam segala situasi, prinsip-prinsip dasar hukum humaniter harus dihormati,” tegas Kamikawa dalam konferensi pers.
Jepang bukan satu-satunya negara yang mengecam pembantaian Israel di Gaza. Negara-negara seperti Prancis, Spanyol, Portugal, Turki, dan Kolombia juga menyuarakan protes mereka dan menuntut agar Israel bertanggung jawab atas kejahatan perangnya. Bahkan, Kolombia membatalkan pembelian senjata dari Israel sebagai bentuk boikot.
Sementara itu, Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel, mengaku “sangat mengkhawatirkan” kematian warga sipil di Gaza dan mendesak Israel untuk memberikan penjelasan. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan itu akan mempersulit perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Pembantaian Gaza adalah salah satu dari banyak kekejaman yang dilakukan Israel sejak memulai perang melawan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan udara dan darat Israel. Israel juga memblokir akses makanan, air, listrik, dan obat-obatan ke Gaza, menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.
Konflik Israel-Hamas dipicu oleh serangan roket skala besar yang dilancarkan Hamas dari Gaza ke Israel, sebagai balasan atas penggusuran paksa warga Palestina di Yerusalem Timur. Hamas juga berhasil menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 orang Israel dalam serangan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perang akan berakhir. Israel bersikeras akan terus melumpuhkan Hamas, sementara Hamas bersumpah akan terus melawan penjajahan Israel. Di tengah-tengah pertumpahan darah yang tak berkesudahan, rakyat Palestina terus berharap akan ada perdamaian dan keadilan bagi mereka.

