Kecerdasan buatan (AI) semakin menunjukkan kemampuannya untuk meniru dan bahkan melampaui kecerdasan manusia dalam berbagai bidang, mulai dari permainan catur hingga penelitian ilmiah. Namun, apakah AI benar-benar bisa menggantikan manusia sebagai makhluk paling cerdas di planet ini? Apakah ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI, tetapi hanya bisa dilakukan oleh manusia?
Salah satu hal yang sering dianggap sebagai keunggulan manusia adalah intuisi, yaitu kemampuan untuk memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Intuisi dianggap sebagai sumber kreativitas, inovasi, dan kebijaksanaan yang tidak bisa ditiru oleh mesin. Namun, apakah intuisi itu sendiri adalah sesuatu yang unik dan eksklusif bagi manusia?
Dalam drama Hamlet karya William Shakespeare, tokoh utama merenungkan keadaan manusia, pertama-tama dengan penuh kekaguman, kemudian dengan penuh keputusasaan. Ia mengatakan, ”Sungguh suatu karya yang luar biasa dari seorang manusia! Betapa mulianya akal budi, betapa tak terbatasnya kemampuannya, dalam bentuk dan gerakannya betapa ekspresif dan mengagumkan, dalam tindakannya betapa seperti malaikat, dalam kekagumannya betapa seperti dewa! Keindahan dunia, teladan hewan!”
Ungkapan ”teladan hewan” ini menunjukkan bahwa manusia tidak hanya memiliki kecerdasan, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional ini dianggap penting untuk membentuk hubungan sosial yang harmonis, mengatasi tantangan, dan meraih kebahagiaan.
Namun, apakah kecerdasan emosional juga hanya dimiliki oleh manusia? Ternyata, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hewan juga memiliki kecerdasan emosional, bahkan beberapa di antaranya lebih unggul daripada manusia. Misalnya, gajah dikenal memiliki kemampuan untuk merasakan empati, berkabung, dan bahkan menghibur sesama gajah yang sedang bersedih. Anjing juga bisa menunjukkan kesetiaan, kasih sayang, dan bahkan rasa humor. Kera bisa belajar bahasa isyarat, menggunakan alat, dan berkolaborasi dengan sesama kera.
Jadi, apakah manusia masih memiliki keunggulan dibandingkan hewan dan AI? Jawabannya mungkin tergantung pada perspektif dan kriteria yang digunakan. Namun, yang pasti, manusia memiliki sesuatu yang tidak bisa dimiliki oleh hewan dan AI, yaitu kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk mengetahui dan memahami diri sendiri sebagai individu yang unik dan berharga. Kesadaran diri ini memungkinkan manusia untuk memiliki cita-cita, nilai, dan tujuan hidup yang berbeda-beda.
Dengan demikian, manusia tidak perlu merasa rendah diri atau takut akan kemajuan AI, karena manusia masih memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang dan berkontribusi bagi dunia. Yang perlu dilakukan adalah mengasah kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang dimiliki, serta menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, hewan, dan lingkungan. Dengan begitu, manusia bisa menjadi teladan yang sebenarnya, bukan hanya bagi hewan, tetapi juga bagi AI.

