Carlo Ancelotti: Sang Maestro Sepak Bola yang Tak Lekang oleh Waktu
Carlo Ancelotti adalah salah satu pelatih sepak bola terbaik sepanjang masa. Ia telah memenangkan berbagai gelar bergengsi di lima liga top Eropa, serta empat kali menjadi juara Liga Champions. Namun, di balik kesuksesannya, ada kisah-kisah menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh publik. Artikel ini akan mengungkap sisi lain dari sosok Carlo Ancelotti, yang tak hanya hebat di lapangan, tetapi juga di luar lapangan.
Dari Pemain Menjadi Pelatih
Carlo Ancelotti lahir pada 10 Juni 1959 di Reggiolo, Italia. Ia mulai bermain sepak bola sejak usia muda, dan bergabung dengan klub lokal Reggiolo. Ia kemudian pindah ke Parma, di mana ia membantu klub tersebut promosi ke Serie B pada tahun 1979. Ia lalu direkrut oleh Roma, dan bersama klub ibu kota itu ia meraih satu gelar Serie A dan empat gelar Coppa Italia. Ia juga menjadi bagian dari tim nasional Italia yang berlaga di Piala Dunia 1986 dan 1990, serta Euro 1988.
Pada tahun 1987, Ancelotti pindah ke AC Milan, dan di sana ia mencapai puncak karier sebagai pemain. Ia menjadi salah satu pilar dari tim yang dikenal sebagai “The Invincibles”, yang meraih dua gelar Serie A, dua gelar Liga Champions, dua gelar Piala Interkontinental, dan dua gelar Piala Super Eropa. Ia bermain bersama bintang-bintang seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Ia juga mencetak gol kemenangan untuk Milan di final Piala Super Eropa 1989 melawan Barcelona.
Ancelotti pensiun sebagai pemain pada tahun 1992, dan langsung beralih ke dunia kepelatihan. Ia menjadi asisten pelatih tim nasional Italia di bawah Arrigo Sacchi, yang juga merupakan mantan pelatihnya di Milan. Ia kemudian memulai karier kepelatihan sendiri dengan Reggiana, Parma, dan Juventus, sebelum kembali ke Milan pada tahun 2001.
Membangun Dinasti di Milan
Ancelotti mengambil alih Milan di tengah krisis, setelah klub tersebut gagal meraih gelar apapun selama lima tahun. Ia punya tugas berat untuk mengembalikan kejayaan Milan, dan ia melakukannya dengan gemilang. Ia membangun tim yang berisi pemain-pemain hebat seperti Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, Kaka, Andriy Shevchenko, dan Filippo Inzaghi. Ia juga mengembangkan filosofi permainan yang menekankan pada keseimbangan antara serangan dan pertahanan, serta fleksibilitas dalam formasi.
Dengan Ancelotti di kursi pelatih, Milan meraih satu gelar Serie A, satu gelar Coppa Italia, dua gelar Liga Champions, dua gelar Piala Super Eropa, dan satu gelar Piala Dunia Antarklub. Ia juga membawa Milan ke final Liga Champions tiga kali, dan hanya kalah sekali dari Liverpool pada tahun 2005, dalam pertandingan yang dikenal sebagai “The Miracle of Istanbul”. Ia menjadi pelatih pertama yang memenangkan Liga Champions dua kali dengan klub yang sama sejak tahun 1990.
Ancelotti juga menciptakan sejarah dengan menjadi pelatih pertama yang memenangkan Liga Champions dengan dua klub berbeda, setelah sebelumnya melakukannya dengan Real Madrid pada tahun 2014. Ia juga menjadi pelatih pertama yang memenangkan Liga Champions empat kali, menyamai rekor Bob Paisley.
Menaklukkan Eropa dengan Berbagai Klub
Setelah meninggalkan Milan pada tahun 2009, Ancelotti melanjutkan karier kepelatihannya dengan berbagai klub di Eropa. Ia pernah menangani Chelsea, Paris Saint-Germain, Real Madrid, Bayern Munich, Napoli, Everton, dan kini kembali ke Real Madrid. Di setiap klub yang ia latih, ia selalu memberikan prestasi yang mengesankan.
Dengan Chelsea, ia meraih gelar Premier League dan Piala FA pada musim pertamanya, dan menjadi pelatih pertama yang meraih double di Inggris dengan klub yang bukan Manchester United. Ia juga mencetak rekor dengan mengantarkan Chelsea mencetak 103 gol dalam satu musim liga.
Dengan Paris Saint-Germain, ia meraih gelar Ligue 1 pada musim keduanya, dan menjadi pelatih pertama yang memenangkan liga di tiga negara berbeda. Ia juga membentuk tim yang berisi bintang-bintang seperti Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Edinson Cavani, dan David Beckham.
Dengan Real Madrid, ia meraih gelar Liga Champions pada musim pertamanya, dan menjadi pelatih pertama yang memenangkan trofi tersebut tiga kali. Ia juga membawa Madrid meraih gelar Piala Dunia Antarklub, Piala Super Eropa, dan Copa del Rey. Ia juga menciptakan sejarah dengan mengantarkan Madrid mencetak 22 kemenangan beruntun di semua kompetisi.
Dengan Bayern Munich, ia meraih gelar Bundesliga pada musim pertamanya, dan menjadi pelatih pertama yang memenangkan liga di empat negara berbeda. Ia juga membawa Bayern meraih gelar Piala Super Jerman dan mencapai perempat final Liga Champions.
Dengan Napoli, ia membawa klub tersebut kembali ke Liga Champions setelah absen satu musim, dan mencapai babak 16 besar. Ia juga membawa Napoli meraih gelar Piala Italia, yang merupakan gelar pertama klub tersebut sejak tahun 2014.
Dengan Everton, ia membawa klub tersebut ke posisi lima besar di Premier League pada paruh pertama musim 2020-2021, dan mencetak rekor dengan mengalahkan Liverpool di Anfield untuk pertama kalinya sejak tahun 1999.
Lebih dari Sekadar Pelatih
Ancelotti tidak hanya dikenal sebagai pelatih yang sukses, tetapi juga sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan humoris. Ia sangat disukai oleh para pemain, staf, dan penggemar, karena ia selalu menghargai dan memperlakukan mereka dengan baik. Ia juga dikenal sebagai pelatih yang fleksibel, yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan karakteristik tim yang ia latih.
Ancelotti juga memiliki kehidupan yang menarik di luar lapangan. Ia adalah seorang penggemar musik, terutama opera dan rock. Ia juga memiliki hobi memasak, dan pernah menulis sebuah buku resep bersama istrinya, Mariann Barrena. Ia juga seorang penulis, dan telah menerbitkan dua buku autobiografi, yaitu “Preferisco la Coppa” dan “Il Mio Albero di Natale”.
Ancelotti juga memiliki sisi filantropis, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Ia adalah duta dari Fondazione Stefano Borgonovo, sebuah organisasi yang bergerak di bidang penelitian penyakit ALS. Ia juga mendukung inisiatif Together for Peace, yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi melalui olahraga.
Kesimpulan
Carlo Ancelotti adalah salah satu pelatih terbaik sepanjang masa dalam sepak bola. Ia telah memenangkan berbagai gelar bergengsi di lima liga top Eropa, serta empat kali menjadi juara Liga Champions. Ia juga dikenal sebagai pelatih yang ramah, rendah hati, dan humoris, yang sangat disukai oleh para pemain, staf, dan penggemar. Ia juga memiliki kehidupan yang menarik di luar lapangan, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Ia adalah sang maestro sepak bola yang tak lekang oleh waktu.

