Ibnu Rusyd Lawan Berfikir Imam Al Ghozali, Siapakah Dia Sebenarnya?

4 Menit

Ibn Rusyd atau Averroes adalah seorang polimatik dan ahli hukum Andalusia yang hidup pada abad ke-12 Masehi. Ibn Rushd lahir pada tahun 1126 M di Kordoba, Spanyol, yang saat itu merupakan bagian dari Kekhalifahan Murabithun. Ia berasal dari keluarga terhormat yang banyak melahirkan hakim-hakim dan ulama. Ia meninggal di Kordoba, Spanyol, yang saat itu merupakan bagian dari Kekhalifahan Muwahhidun. Ia berasal dari keluarga terhormat yang banyak melahirkan hakim-hakim dan ulama. Ia juga pernah menjadi dokter istana dan hakim kepala di Kordoba dan Sevilla. Ia menulis lebih dari 100 buku dan risalah dalam berbagai bidang ilmu, seperti filsafat, teologi, kedokteran, astronomi, fisika, psikologi, matematika, hukum Islam, dan linguistik.

Sebab Meninggal : Setelah beberapa tahun di pengasingan, istana memanggilnya bertugas kembali, tetapi tidak berlangsung lama karena Ibn Rushd wafat pada 11 Desember 1198 di Marrakesh, Arab Maghrib, Kekhalifahan Muwahhidun (sekarang Maroko)

Karya filsafatnya yang paling terkenal adalah komentar-komentar yang ia buat terhadap karya-karya Aristoteles, yang membuatnya dijuluki oleh dunia Barat sebagai The Commentator dan Father of Rationalism1 Ia adalah seorang Aristotelian yang berusaha mengembalikan ajaran Aristoteles yang asli dan menentang corak Neoplatonisme yang dianut oleh pemikir-pemikir Islam sebelumnya, seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina. Ia juga membela kegiatan berfilsafat dari kritik yang dilontarkan oleh para ulama Asy’ariyah seperti Al-Ghazali. Ia berpendapat bahwa filsafat tidak bertentangan dengan Islam dan bahkan wajib bagi orang-orang tertentu. Ia juga berpendapat bahwa teks Al-Quran dan Hadis dapat diinterpretasikan secara kiasan jika tampak bertentangan dengan kesimpulan yang ditemukan melalui akal dan filsafat.

Karya teologinya yang paling terkenal adalah Tahafut at-Tahafut (“Kerancuan dari Kerancuan”), yang merupakan balasan terhadap karya Al-Ghazali Tahafut al-Falasifah (“Kerancuan para Filsuf”). Dalam karya ini, ia membela filsafat Aristoteles dan mengkritik filsafat Neoplatonisme, terutama yang diajukan oleh Ibnu Sina. Ia juga menjelaskan bukti-bukti keberadaan Tuhan dan sifat-sifat-Nya, serta mengkritik doktrin-doktrin teologi Asy’ariyah.

Karya kedokterannya yang paling terkenal adalah Al-Kulliyat fi al-Tibb (“Prinsip Umum Kedokteran”), yang ditulis sekitar tahun 1162. Buku ini terdiri dari 7 jilid yang membahas berbagai aspek kedokteran, seperti anatomi, fisiologi, patologi, diagnosis, obat-obatan, kebersihan, dan pengobatan umum. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan menjadi buku teks kedokteran di Eropa selama berabad-abad. Ia juga mengusulkan teori baru tentang stroke, menjelaskan tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson untuk pertama kalinya, dan mungkin merupakan orang pertama yang mengidentifikasi retina sebagai bagian mata yang bertanggung jawab untuk mendeteksi cahaya.

Karya hukumnya yang paling terkenal adalah Bidāyat al-Mujtahid wa Nihāyat al-Muqtaṣid (“Permulaan Seorang Mujtahid dan Akhir Seorang Muqtashid”). Buku ini membahas perbedaan-perbedaan antara mazhab-mazhab hukum Islam, terutama mazhab Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali. Ia juga menjelaskan prinsip-prinsip dan sebab-sebab yang mendasari perbedaan tersebut, serta memberikan pendapatnya sendiri tentang masalah-masalah hukum tertentu.

Pengaruh Ibnu Rusyd ke dunia Barat jauh lebih besar dibanding dunia Islam. Komentar-komentarnya terhadap karya-karya Aristoteles diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan bahasa Latin dan beredar di Eropa. Terjemahan karya-karya Ibnu Rusyd memicu para pemikir Eropa Barat untuk kembali mengkaji karya-karya Aristoteles dan pemikir Yunani lainnya, setelah lama diabaikan sejak jatuhnya kekaisaran Romawi. Pendapat-pendapat Ibnu Rusyd juga menimbulkan kontroversi di dunia Kristen Latin, dan menginspirasi sebuah gerakan filsafat yang disebut Averroisme. Salah satu doktrinnya yang kontroversial di dunia Barat adalah teori yang disebut kesatuan akal ( unitas intellectus dalam bahasa Latin), yang menyatakan bahwa semua manusia bersama-sama memiliki satu akal atau “intelek”. Karya-karyanya dinyatakan sesat oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1270 dan 1277, dan pemikir Kristen Thomas Aquinas menulis kritik-kritik tajam terhadap doktrin Ibnu Rusyd. Sekalipun demikian, Averroisme tetap memiliki pengikut di dunia Barat hingga abad ke-16.

Share This Article