Emmanuel Macron berhasil mempertahankan kursinya sebagai presiden Prancis untuk periode kedua setelah mengalahkan Marine Le Pen dalam pemilihan presiden Minggu (24/04). Kemenangan ini disambut gembira oleh para pemimpin Eropa dan Ukraina, yang menganggap Macron sebagai sekutu penting dalam menghadapi ancaman Rusia. Namun, bagaimana dengan reaksi Vladimir Putin, yang dikenal sebagai pengagum Le Pen?
Macron menang dengan perolehan suara 58,55%, unggul dengan margin yang lebih besar dari perkiraan, karena Le Pen sebagai tokoh oposisi sayap kanan hanya mendapat 41,45% suara. Pemimpin berhaluan tengah itu mengatakan kepada para pendukungnya—yang bergembira di sekitar Menara Eiffel— bahwa pemilihan presiden telah usai dan dia akan menjadi “presiden untuk semua”.
Le Pen, yang dikenal sebagai politisi yang berencana memperketat imigrasi dan melarang pemakaian hijab di tempat umum demi “melawan Islamisme di Prancis”, mengakui kekalahan dan mengatakan perolehan suaranya masih menandai kemenangan. Dia mengklaim bahwa ide-ide yang diusung oleh Partai Barisan Nasional, yang dipimpinnya, telah mencetak pencapaian baru. Namun, rivalnya yang juga dari kubu sayap kanan, Eric Zemmour, menuding Le Pen telah gagal seperti ayahnya: “Ini adalah kedelapan kalinya nama Le Pen mengalami kekalahan.”
Macron, yang terpilih kembali menjadi presiden, mencatat sejarah baru. Dia adalah presiden pertama yang terpilih kembali dalam 20 tahun. Dia menghadapi tantangan besar untuk memulihkan ekonomi Prancis yang terpukul oleh pandemi Covid-19, mengatasi krisis biaya hidup yang dihadapi jutaan warga Prancis, dan menyatukan kembali bangsa yang terpecah oleh perbedaan politik dan sosial.
Macron juga harus menjaga hubungan baik dengan Uni Eropa, yang merupakan mitra dagang dan politik terbesar Prancis. Kemenangan Macron disambut baik oleh para pemimpin Eropa, seperti Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang mengatakan: “Kita akan memajukan Prancis dan Eropa bersama-sama.” Mereka mengharapkan Macron dapat berperan aktif dalam menyelesaikan berbagai isu regional dan global, seperti perubahan iklim, migrasi, terorisme, dan hak asasi manusia.
Salah satu isu yang paling mendesak adalah konflik di Ukraina, yang melibatkan intervensi militer Rusia. Presiden Ukraina Volodymr Zelensky, yang meminta warga Prancis untuk memilih Macron, mengucapkan selamat kepada “teman sejatinya” itu dan mengatakan dia menanti Eropa yang lebih kuat dan semakin erat. Zelensky berharap Macron dapat membantu Ukraina dalam mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya dari agresi Rusia.
Namun, bagaimana dengan reaksi Vladimir Putin, presiden Rusia yang dikenal sebagai pengagum Le Pen? Putin belum memberikan ucapan selamat kepada Macron atas kemenangannya. Putin pernah bertemu dengan Le Pen di Kremlin pada 2017, dan menyatakan dukungannya kepada politisi sayap kanan itu. Le Pen juga dikenal mengagumi Putin, karena presiden Rusia itu dia anggap tidak bisa didikte negara-negara lain. Le Pen bahkan tidak percaya bahwa Rusia berkeinginan untuk menyerbu Ukraina, meskipun bukti-bukti menunjukkan sebaliknya.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah berita Jerman Der Spiegel pada 2014, Le Pen mengatakan dia menghormati para pemimpin yang membela kepentingan negara mereka, seperti Putin dan kanselir Jerman saat itu, Angela Merkel. “Menurut saya beliau (Putin) mengutamakan kepentingan Rusia dan orang-orang Rusia, jadi dalam hal ini saya memiliki rasa hormat yang sama untuknya, seperti halnya Merkel,” katanya dalam wawancara itu, yang dikutip kantor berita Reuters.
Dalam suatu wawancara awal Februari lalu, Le Pen pun menyatakan tidak percaya sama sekali bahwa Rusia berkeinginan untuk menyerbu Ukraina. Pada 24 Februari Rusia pun menginvasi negara itu. Sikap Le Pen atas Putin itulah yang dimanfaatkan Macron dalam acara debat di televisi beberapa waktu lalu. “Ketika Anda berbicara dengan Rusia, Anda berbicara dengan bankir Anda,” ujar Macron saat menuduh Le Pen “bergantung” pada Putin karena berutang dari pemberi pinjaman asal Rusia yang terkait dengan Moskow.
Apakah kemenangan Macron akan mempengaruhi hubungan Prancis dan Rusia? Apakah Putin akan mengakui kekalahan Le Pen dan menghormati pilihan rakyat Prancis? Atau apakah Putin akan semakin agresif dan mengancam stabilitas Eropa? Pertanyaan-pertanyaan ini masih terbuka, dan hanya waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, Macron telah membuktikan bahwa dia adalah presiden yang mampu menghadapi tantangan dan harapan yang besar dari bangsanya dan dunia.

