Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto, lebih dikenal di Indonesia sebagai H.O.S. Tjokroaminoto, adalah seorang nasionalis Indonesia yang lahir di Ponorogo pada tanggal 16 Agustus 1882. Ia adalah anak kedua dari 12 bersaudara, lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang pemerintahan dan pendidikan. Ayahnya, R.M. Tjokroamiseno, adalah seorang pejabat wedana Kleco, Magetan pada saat itu, dan kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo.
Setelah lulus dari sekolah rendah, Tjokroaminoto melanjutkan pendidikannya di sekolah pamong praja Opleiding School voor Inlandsche Ambtrnaren (OSVIA) di Magelang. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Tiga tahun kemudian, ia berhenti dan pindah ke Surabaya pada 1906. Di Surabaya, ia bekerja sebagai juru tulis di firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan Burgerlijk Avondschool, jurusan Teknik Mesin.
Tjokroaminoto menjadi salah satu pemimpin Sarekat Dagang Islam, yang didirikan oleh Samanhudi, yang kemudian berubah menjadi Sarekat Islam. Ia dikenal sebagai “Crownless King of Java” oleh Belanda dan menjadi salah satu pelopor gerakan serikat dagang di Indonesia. Ia juga dikenal sebagai guru dari beberapa pemimpin terkenal Indonesia seperti Soekarno, Semaoen, Alimin, Musso, Sukarno, Kartosuwiryo, dan Tan Malaka.
Salah satu pesan terkenalnya adalah “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat”, yang menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan tersebut pada seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya, yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno.
Tjokroaminoto meninggal di Yogyakarta pada tanggal 17 Desember 1934. Kehidupannya yang penuh dedikasi untuk bangsa dan agama telah memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.