Taklukan Sejarah: Texas Bersedih, 1 juta terbakar

6 Menit

Api merah menyala di langit malam. Asap hitam mengepul membumbung tinggi. Suara letusan dan gemuruh menggema di udara. Ini bukan adegan perang, melainkan pemandangan mengerikan yang disaksikan oleh penduduk Texas Panhandle, sebuah wilayah datar di utara negara bagian Texas, AS, yang dikenal karena padang rumputnya.

Sejak Senin (26/2/2024), kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Texas telah menghanguskan lebih dari 1 juta hektar lahan, menewaskan dua orang, dan mengancam ribuan rumah dan peternakan. Kebakaran yang disebut Smokehouse Creek Fire ini dipicu oleh angin kencang, suhu tinggi, dan kekeringan yang melanda wilayah tersebut.

Gubernur Texas Gregg Abbott menggambarkan kebakaran itu sebagai bencana yang menghancurkan. “Ketika Anda melihat kerusakan yang terjadi di sini, kerusakan itu hilang begitu saja, hilang sama sekali, tidak ada yang tersisa kecuali abu di tanah,” kata Abbott saat mengunjungi lokasi kebakaran pada Rabu (28/2/2024).

“Mereka yang terkena dampak ini telah mengalami kehancuran total,” tambahnya.

Para petugas pemadam kebakaran berjuang mati-matian untuk memadamkan api yang terus meluas. Mereka dibantu oleh helikopter, pesawat, dan drone yang menyemprotkan air dan bahan kimia. Namun, upaya mereka terhambat oleh kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

“Lingkungan kebakaran akan cenderung lebih hangat, lebih kering, dan lebih berangin di seluruh Texas High Plains dan bagian utara Rolling Plains pada Jumat hingga Minggu menjelang cuaca dingin pada Senin,” kata Dinas Kehutanan Texas A&M dalam laporannya.

“Seiring dengan menurunnya kadar air bahan bakar, potensi serangan awal kebakaran yang moderat diperkirakan akan terjadi pada hari Sabtu di Dataran Tinggi dan Dataran Tinggi Bergulir di mana bahaya kebakaran diperkirakan sangat tinggi,” tambah mereka.

Salah satu korban jiwa akibat kebakaran ini adalah Cody Crockett, seorang peternak muda berusia 20 tahun yang tewas bersama pacarnya, Sydney Wallace, saat mencoba menyelamatkan ternak mereka dari kobaran api. Kedua jenazah mereka ditemukan di dekat mobil yang terbakar.

“Dia adalah anak yang baik, dia mencintai peternakan, dia mencintai hewan,” kata ayah Crockett, Danny Crockett, kepada stasiun televisi lokal KFDA.

“Dia tidak akan meninggalkan hewan-hewan itu. Dia akan tetap berada di sana dengan mereka,” ujarnya.

Kisah tragis lainnya dialami oleh keluarga Singletary, yang kehilangan rumah dan hampir semua harta benda mereka akibat kebakaran. Mereka hanya bisa menyelamatkan diri dengan membawa pakaian dan beberapa barang berharga.

“Kami tidak punya apa-apa lagi. Kami tidak punya tempat tinggal, kami tidak punya mobil, kami tidak punya uang,” kata ibu rumah tangga, Amy Singletary, kepada stasiun televisi lokal KVII.

“Kami hanya bersyukur kami masih hidup dan kami masih bersama,” katanya.

Banyak warga lain yang mengungsi dari rumah mereka dan mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan yang disediakan oleh pemerintah dan organisasi kemanusiaan. Mereka juga mendapat bantuan berupa makanan, air, pakaian, dan obat-obatan.

Salah satu organisasi yang turut membantu korban kebakaran adalah American Red Cross, yang telah menyalurkan lebih dari 1.000 makanan siap saji, 500 botol air, dan 200 paket kebersihan. Mereka juga menyediakan layanan kesehatan jiwa dan dukungan rohani bagi para pengungsi.

“Kami berada di sini untuk membantu mereka yang membutuhkan, apapun kebutuhan mereka,” kata Steve Pair, direktur regional American Red Cross di Texas Panhandle, kepada UPI.

“Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada orang yang peduli dengan mereka,” ujarnya.

Sementara itu, pemerintah federal telah menyetujui permintaan bantuan darurat dari Gubernur Abbott untuk mengatasi dampak kebakaran. Bantuan tersebut meliputi dana, peralatan, dan personel untuk membantu upaya pemadaman dan pemulihan.

Presiden AS Joe Biden juga telah menghubungi Abbott untuk menyampaikan belasungkawa dan dukungan atas bencana yang menimpa Texas. Biden menjanjikan akan memberikan bantuan secepat mungkin dan sebanyak mungkin.

“Saya ingin mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga dan teman-teman mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam kebakaran hutan yang menghancurkan ini,” kata Biden dalam pernyataannya.

“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para petugas pemadam kebakaran dan relawan yang berani dan gigih yang berjuang untuk melindungi komunitas mereka,” katanya.

Kebakaran hutan di Texas ini merupakan salah satu dari banyak kebakaran yang terjadi di berbagai negara bagian AS dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli mengaitkan fenomena ini dengan perubahan iklim yang menyebabkan suhu meningkat, kekeringan bertambah, dan angin bertiup lebih kencang.

Menurut data National Interagency Fire Center, pada tahun 2023, terjadi 58.950 kebakaran hutan di AS yang menghanguskan 40.889.823 hektar lahan. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022, yang tercatat 50.477 kebakaran hutan dengan luas 40.256.983 hektar.

Para peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas Idaho memperkirakan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan luas lahan yang terbakar oleh kebakaran hutan di AS sebesar 4,2 juta hektar antara tahun 1984 dan 2015. Mereka juga memperingatkan bahwa kebakaran hutan akan semakin sering dan parah di masa depan.

Untuk mengatasi ancaman ini, para ahli menyarankan agar pemerintah dan masyarakat meningkatkan upaya pencegahan dan mitigasi kebakaran hutan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain adalah mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan.

“Kebakaran hutan adalah masalah yang kompleks dan multidimensi yang membutuhkan solusi yang komprehensif dan kolaboratif,” kata Crystal Kolden, seorang profesor kebakaran hutan di Universitas California, Merced, kepada The Conversation.

“Kita tidak bisa mengandalkan satu strategi saja, kita harus menggunakan semua alat yang kita miliki,” katanya.

Share This Article