Arsene Wenger: Sang Revolusioner Sepak Bola Inggris
Arsene Wenger mungkin sudah tidak lagi menjadi manajer Arsenal, klub sepak bola yang ia bina selama 22 tahun. Namun, namanya tetap melekat di hati para penggemar sepak bola, khususnya di Inggris, sebagai salah satu pelatih terbaik sepanjang masa. Bagaimana tidak, Wenger telah memberikan kontribusi besar dalam mengubah wajah sepak bola Inggris, baik dari segi permainan, pelatihan, maupun diet pemain. Ia juga telah meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk tiga kali juara Liga Inggris dan tujuh kali juara Piala FA.
Namun, siapa sebenarnya sosok Arsene Wenger? Bagaimana ia bisa mencapai puncak kesuksesannya sebagai pelatih? Dan apa saja warisan yang ia tinggalkan bagi dunia sepak bola? Artikel ini akan mengulas tentang kehidupan dan karier Arsene Wenger, serta mengungkap beberapa fakta menarik tentangnya.
Dari Strasbourg ke London
Arsene Wenger lahir pada 22 Oktober 1949 di Strasbourg, Prancis. Ia tumbuh di sebuah desa bernama Duttlenheim, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kota kelahirannya. Ayahnya, Alphonse Wenger, adalah seorang pengusaha dan juga pelatih tim sepak bola lokal. Dari ayahnya, Wenger belajar tentang sepak bola dan mulai bermain sebagai gelandang di usia muda.
Wenger tidak pernah menjadi pemain profesional, meskipun ia sempat bermain untuk beberapa klub amatir, seperti Mutzig, Mulhouse, dan ASPV Strasbourg. Ia lebih fokus pada pendidikannya, dan berhasil meraih gelar sarjana teknik dan ekonomi dari Universitas Strasbourg. Ia juga mendapatkan diploma kepelatihan sepak bola pada tahun 1981.
Wenger memulai karier kepelatihannya di Nancy, klub divisi satu Prancis, pada tahun 1984. Sayangnya, ia gagal membawa timnya bertahan di kasta tertinggi dan terdegradasi pada tahun 1987. Ia kemudian pindah ke Monaco, klub yang lebih besar dan berprestasi. Di sana, ia berhasil memenangkan gelar liga pada tahun 1988 dan Piala Prancis pada tahun 1991. Ia juga berhasil menemukan dan mengembangkan bakat-bakat muda, seperti Thierry Henry, Emmanuel Petit, dan Lilian Thuram.
Pada tahun 1994, Wenger meninggalkan Monaco setelah timnya berada di posisi kesembilan di klasemen liga. Ia kemudian melanjutkan karier kepelatihannya di Jepang, dengan bergabung dengan klub Nagoya Grampus Eight. Di Negeri Matahari Terbit, Wenger berhasil membawa timnya meraih gelar Piala Kaisar dan Piala Super Jepang pada tahun 1995. Ia juga mendapatkan penghargaan sebagai pelatih terbaik di Jepang pada tahun yang sama.
Pada tahun 1996, Wenger mendapat tawaran untuk menjadi manajer Arsenal, klub raksasa Inggris yang saat itu sedang mengalami masa-masa sulit. Penunjukan Wenger sebagai manajer Arsenal mengejutkan banyak orang, karena ia tidak dikenal luas di Inggris dan tidak memiliki pengalaman di sepak bola Inggris. Bahkan, salah satu pemain Arsenal saat itu, Tony Adams, mengatakan, “Siapa dia? Apa yang dia tahu tentang sepak bola Inggris? Dia tidak pernah memenangkan apa-apa.”
Namun, Wenger berhasil membuktikan dirinya sebagai pelatih yang kompeten dan visioner. Ia membawa perubahan besar-besaran di Arsenal, mulai dari gaya permainan, metode pelatihan, hingga pola makan pemain. Ia juga merekrut pemain-pemain berkualitas dari berbagai negara, seperti Patrick Vieira, Nicolas Anelka, Marc Overmars, dan Dennis Bergkamp. Hasilnya, Arsenal berhasil meraih gelar liga dan Piala FA pada musim 1997-1998, dan menjadi tim pertama yang melakukan double winner sejak tahun 1971.
Masa Keemasan dan Kejayaan Invincibles
Wenger tidak berhenti di situ. Ia terus membangun tim Arsenal yang tangguh dan menawan, dengan menambahkan pemain-pemain bintang, seperti Robert Pires, Fredrik Ljungberg, Sol Campbell, dan Gilberto Silva. Pada musim 2001-2002, Arsenal kembali meraih gelar liga dan Piala FA, dan menjadi tim pertama yang melakukan double winner dua kali di bawah satu manajer.
Namun, prestasi terbesar Wenger bersama Arsenal terjadi pada musim 2003-2004, ketika ia berhasil membawa timnya meraih gelar liga tanpa terkalahkan sepanjang musim. Arsenal menjadi tim kedua yang melakukannya dalam sejarah sepak bola Inggris, setelah Preston North End pada tahun 1889. Tim Arsenal yang dikenal dengan julukan Invincibles itu mencatatkan 26 kemenangan dan 12 seri dari 38 pertandingan liga, dengan mencetak 73 gol dan hanya kebobolan 26 gol.
Tim Invincibles Arsenal dianggap sebagai salah satu tim terbaik sepanjang masa, dengan memiliki pemain-pemain hebat di setiap posisi. Di lini depan, ada Thierry Henry, yang menjadi pencetak gol terbanyak liga dengan 30 gol. Di lini tengah, ada Patrick Vieira, yang menjadi kapten dan pemimpin tim dengan permainan yang kuat dan dinamis. Di lini belakang, ada Sol Campbell, yang menjadi bek tengah tangguh dan andal. Dan di bawah mistar gawang, ada Jens Lehmann, yang menjadi kiper pertama yang tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan liga sepanjang musim.
Wenger juga berhasil membawa Arsenal mencapai final Liga Champions pada tahun 2006, meskipun harus mengakui keunggulan Barcelona dengan skor 1-2. Ia juga berhasil mempertahankan rekor tampil di Liga Champions selama 15 musim berturut-turut, dari tahun 1998 hingga 2013.
Masa Penantian dan Pergantian Zaman
Meskipun begitu, Wenger juga mengalami masa-masa sulit bersama Arsenal, terutama setelah pindah dari Stadion Highbury ke Stadion Emirates pada tahun 2006. Dengan biaya pembangunan stadion yang besar, Wenger harus berhemat dalam hal transfer pemain. Ia juga harus kehilangan beberapa pemain kuncinya, seperti Thierry Henry, Cesc Fabregas, Robin van Persie, dan Samir Nasri, yang pindah ke klub-klub lain.
Arsenal pun mengalami penurunan prestasi, dan tidak mampu bersaing dengan klub-klub kaya, seperti Chelsea, Manchester City, dan Manchester United. Arsenal tidak pernah lagi meraih gelar liga sejak musim 2003-2004, dan hanya mampu meraih empat gelar Piala FA pada tahun 2005, 2014, 2015, dan 2017.
Wenger juga mendapat banyak kritik dari para penggemar Arsenal, yang menuntut perubahan manajer dan kebijakan klub. Beberapa penggemar bahkan membuat gerakan #WengerOut, yang bertujuan untuk mengusir Wenger dari kursi manajer. Wenger sendiri mengaku tidak terganggu dengan kritik tersebut, dan tetap berusaha bekerja keras untuk memperbaiki timnya.
Namun, pada akhirnya, Wenger memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi manajer Arsenal pada akhir musim 2017-2018. Ia mengumumkan keputusannya pada 20 April 2018, dengan mengatakan, “Setelah merenungkan dan berdiskusi dengan klub, saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mundur di akhir musim. Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya di sini. Saya berharap kita bisa mengakhiri musim ini dengan cara yang kuat dan menghormati nilai-nilai klub.”
Wenger adalah salah satu pelatih yang paling berpengaruh dan dihormati dalam sejarah sepak bola. Ia telah memberikan banyak inspirasi dan inovasi bagi generasi pelatih dan pemain berikutnya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang cerdas, rendah hati, dan berprinsip. Ia selalu berusaha untuk mempertahankan filosofi sepak bola yang indah, menyerang, dan bermoral. Ia juga selalu menghargai lawan, wasit, dan penggemar, serta menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan fair play. Wenger adalah seorang revolusioner sepak bola Inggris, dan juga seorang legenda hidup sepak bola dunia. Wenger pun mendapat penghormatan dari seluruh dunia sepak bola, baik dari para pemain, pelatih, maupun penggemar. <END>